PERJALANAN
CINTA KU TAK SEPERTI YANG KU TAU
Cinta, adalah sebuah kalimat yang
sangat sederhana namun mempunyanyi arti yang sangat luas. Sebuah kata yang
sangat umum yang mana bisa ditempatkan dimana saja, kapan saja dan untuk siapa
saja. Cinta sejati datang dengan sendirinya tanpa kita sadari, bahkan cinta
tidak perduli akan setiap kekurangan dan kelebihan yang ada. Tetapi kalimat
tersebut tidak akan berarti dan berharga bila bukan karena ikhlas ataupun tanpa
paksaan. Karena cinta adalah kata hati, perasaan yang tidak dapat dibohongi,
bukan seperti hal nya pemikiran yang kadang-kadang benar kadang pula salah.
Tiga tahun setengah yang lalu,
dimana disaat itu berawal dari kisah cinta ku. Kukenal seorang gadis disaat
pulang sambil berjalan aku menyapa,dengen
rasa kalem dia menjawab sapaan ku, dikala itu pun jantung kun terasa berdetak
darah seakan membeku. Sesampai dirumah dikala aku mau tidur, hati mulai berkata
perasaan pun mulai datang disaat itu, tiada kusangka dan tiada pula kuduga, tanpa
ada yang mendenger dan melihat aku berkata apakah itu yang namanya cinta...?.
Aku mulai bingung, termenung, terkadang diam sambil tersenyum dikarenakan rasa
penasaran ku. Hingga dua hari berlalu aku mulai mencari tau dari teman-teman
nya tentang keberadaannya, dan sampai akhirnya kudapatkan no HP nya. Dengan
hati yang dedekan keringat dingin bercucuran kucoba memberanikan diri untuk
mengungkapkan perasaan yang ada pada diriku. Singkat cerita dari komunikasi
via-HP dengan nya, dia minta waktu dua hari untuk mempertimbangkan jawaban atas
permintaan ku dan aku siap menunggu jawaban darinya tentunya tidak dengan
paksaan karena ini menyangkut dengan perasaan begitulah aku berkata padanya.
Hingga hari berlalu sampailah pada
waktunya, dia berkata ”ku terima cinta mu
tapi jangan pernah permainkan aku, kecewakan aku”... Dengen penuh kejujuran
aku menjawab “aku berjanji tidak akan
pernah melakukan hal itu, karena ku tau itu sangat menyakitkan”...Sesudah
itu perjanjian extra pun kami ikrar kan.
Permintaan
darinya :
“Bersikaplah dan berpenampilanlah
apa adanya tanpa harus berlebihan kalau itu bukan kemampuan diri ku, apa lagi
gaul yang tidak jelas. Jangan minta datang kerumah karena dia takut akan orang
tuanya. Jangan pernah meminta yang bukan-bukan pada dirinya, dan jangan pula
ajak jalan-jalan sebagai mana biasanya orang lain berpacaran”
Permintaan
dari ku : “Bila memang mencintaiku cintailah apa adanya
yang penuh dengan serba kekurangan, baik dari rupa ataupun material. Jangan
pernah mengharap lebih dari ku dari pada nanti kamu menyesal, yang namun aku
tidak akan menyia-nyiakan mu tetap akan ku korban kan semampu mungkin.Kumulai
hubungan ini dengen bermodal hati dan jagailah juga dengen modal hati mu yang sangat dalam”.
Dan setelah itupun kami berdua
saling menerima dari masing-masing ikrar janji yang kami berikan. Seiring waktu
berjalan, ku isi hari-hari ku dengen penuh senyuman, dan hatiku yang
berbunga-bunga karena terjawab sudah yang namanya cinta. Hari demi hari yang
terlewati dengan nya, sejauh mata memandang, telinga mendenger, kasih sayang
yang kutunjukan padanya dan begitu juga yang dia tunjukan pada ku dengan penuh
pengertian yang kuhiasi dengan sifat berani dalam tanggung jawab ku. Pas di
waktu lebaran yang baru sebulan kujalani hubungan dengannya, dengan penuh rasa
malu ku coba membuktikan sifat tanggung jawab ku padanya. Dengan cara datang
kerumah tempat dia tinggal, yang tak lain adalah kampung ku sendiri. Maksud dan
tujuan adalah untuk menunjukan pada keluarganya secara terbuka kalau aku
selama ini telah berpacaran dengan nya.
Setelah dia melihat akan apa yang
kutunjukan padanya, rasa cinta dan kasih sayang nya pun semakin bertambah pada
ku. Tentunya aku pun salalu menjaga disetiap waktu, dalam mengisi hubungan
cinta. Bukti cinta pun mengalir diantara kami dengan cara kesetian, kejujuran,
pengertian, bahkan pengorbanan yang datang pun bertentangan dengan sebagian
ikrar janji pertama kami. Tapi semua itu tanpa ada paksaan, melainkan kami
lakukan atas dasar cinta yang tentunya sama-sama kami butuhkan. Dalam menjalani
hubungan sebagai manusia biasa terkadang diantara kami tak luput dari kesalahan
baik itu dari diriku atau pun pada dirinya, tapi bagi kami selalu bisa kami
lewati sendiri atau bantuan temannya. Selalu aku ingat akan seorang teman dekatnya
(Dek Yus) yang selalu menjadi motivasi dalam hubungan kami berdua, tanpa
memihak pada dia atu pada ku. Selalu yang terbaik yang dia tunjukan padanya.
Andai saja dia (Dek Yus) bisa selalu ada diantara kami, tentunya tak kan pernah
retak mahligai ini, tapi harus gimana lagi sebab langkah dan tujuan yang
tentunya berbeda. Terima kasih Dek Yus... kamulah sahabat ku yang selalu
kukenang akan apa yang telah kamu lakukan terhadap hubungan kami.
Seiring waktu berjalan tiada terasa
hubungan yang kami bina pun hingga berjalan sampai dua tahun, tepatnya diakhir
masa sekolahnya. Pada saat itu hati ku merasa gelisah karena memikirkan akan
dia, bila sekolahnya tidak lulus maka aku merasa bersalah walau sesaatpun aku
tak pernah mengganggu sekolahnya dalam hubungan cinta kami. Sehingga saat itu
aku selalu mengingatkan dia supaya meluangkan waktu lebih buat belajar.
Sampai-sampai aku bernazar dalam berupa sadakah supaya dia lulus. Alhamdulillah
akhirnya dia pun lulus, hati ku tenang, senang, bahkan aku sangat bahagia
melihat dia bahagia. Setelah beberapa minggu selang aku mulai berpikiran lagi,
karna dia akan menempuh ke jenjeng selanjutnya. Tentunya dengan melihat dia
bahagia, akupun bahagia. Sehingga aku turut mendampingi nya dalam menempuh
cita-cita nya, bahkan buat kali yang kedua aku berdoa dan bernazar untuknya.
Alhamdulillah apa yang dia impikan pun akhirnya tercapai. Rasanya begitu indah
bisa mencintainya dan selalu mendampinginya semampu diri ku yang hanya sebatas
laki-laki yang serba kekurangan. Aku begitu percaya diri, kenyakinan ku besar
akan hidup bersamanya, kepercayaan ku kuat terhadap dirinya. Karna yang ku tahu
dia sangat menjaga hubungan kami, dan harapan yang sangat menjanjikan yang dia
ucapkan dengan bibirnya dengan sumpah menyebut nama Allah, kemudian ku terima melalui
telinga dan kusimpan didalam hati.
Cinta ku seputih salju, selembut
sutra dan sesuci embun di pagi hari. Kini kujalani sedikit berbeda. yang mana
dulu dekat dengan ku hidup didesa, kini memisahkan dia hidup di kota. Walau
jauh dimata tapi hati selalu dekat seakan tak jauh dengan dirinya. Begitulah hati,
penuh ketulusan, kejujuran bahkan kepercayaan yang amat dalam akan hatinya. Namun
sungguh sayang dikala hati yang demikin terluka dengan siksaan yang sangat
kejam dia (hati) rasakan. Karena dia (hati) tak sanggup menampung beban rasa sakit perih
dari imbalan ketulusan nya. Laksana syair dalam kutipan lagu “Dari pada sakit hati...lebih baik sakit gigi
ini biar tak mengapa”. Itulah hati, yang saharusnya dia mengerti.
Disaat itu kujalani hubungan ku yang
tentunya berbeda dengan yang dulu dua tahun yang telah berlalu. Tak pernah
terpikir bahkan sesaat pun tek pernah terbayang oleh ku, kalau hubungan ini
akan berbeda selain dari tempat yang memisahkan. Nyatanya tidak, hari demi hari yang kujalani cinta ku dengan
nya semakin berubah menjadi rumit. Terkadang tanpa sebab dia membenci ku, tanpa
sebab dia ribut dengen ku. Kalau dulu masalah kecil kami hilangkan, sekarang
masalah kecil menjadi besar. Aku bingung, susah hari-hari ku manjadi galau.
Kalau dulu dia benci bila kami sering ribut, sekarang dia senang bila ribut
dengan ku, bahkan dia selalu mencari masalah semoga dia bisa merepet, memaki sampai-sampai
kata yang paling hina pun selalu kuterima darinya dan tentunya yang disalahkan
itu tetap aku. Walau sedemikian selalu ku terima dengan tulus karna aku cinta
dan sayang kepadanya. Tidak hanya tentang itu, ditambah lagi perubahan yang dia
berikan padaku. Kalau dia tak bisa memberi ku waktu seperti yang dulu, karena sibuk
dan padatnya kuliah dia ditambah lagi aktivitas yang lain alasanya. Namun tanpa
rasa curiga aku bisa menerima dan memaklumi permintaanya. Dikala itupun sering ku
telpon terkadang dia biarkan, ku sms dia abaikan dengan alasan dia tak ada
waktu untuk ku atau dia tidak membawa HP.
Suatu hari dia masuk rumah sakit,sesudah
dia sembuh jumpa sama aku dan diceritakanlah pada ku akan apa yang terjadi
dengan seorang perawat rumah sakit. Dengan cara sangat pintar dia tujukan sama
aku, kalau dia berkata bahwa jujur sudah menceritakan semuanya pada ku. Dan dia
janjikan pada ku akan bertemu dengen perawat itu, untuk menjelaskan kalau dia
sudah ada pilihan dan jangan diganggu. Kemudian pernah terjadi suatu malam, disaat
kutelpon no nya sibuk, bahkan sampai beberapa kali kutelpon tetap saja dia
masih sibuk. Akhirnya dia menjelaskan pada ku kalau dia ditelpon dari malaysia,
sampai bersumpah demi Allah itu dari malaysia, aku pun percaya pada dia. Walau
hati berkata, ini kebetulan saja sehingga aku tau, tapi yang lain waktu.......??
dengan hati yang gelisah walau bertubi-tubi yang dia tunjukan perubahan pada
ku, tapi aku juga masih tetap percaya dan sayang padanya. Karna aku selalu
mengingat dan berpagang akan sumpah, janji, harapan bahkan ikrar kami dulu.
Tak sampai disitu, karena aku sering
melihat nomornya sibuk dia pun menggantikan nomor. Pada waktu itu pun kembali
terjadi ribut antara kami, disebabkan nomor yang alasanya sudah dibuang masih
aktif hingga dua hari tapi dia memberikan alasan yang gak jelas. Setelah itu
ribut kembali terjadi diwaktu dia praktek di rumah sakit, gara-gara aku jumpa
dengan nya tanpa memberi tahu lebih dulu, padahal hanya sekedar mau beli nasi
makan siang nya. Kecurigaan ku semakin menjadi, karena ku pikir tanpa memberi
tahu bukan lah suatu masalah dalam suatu hubungan. Melainkan jikalau dia takut
aku lihat dia dengan laki-laki lain. Tapi aku juga masih sabar menerima, karena
aku belum membukatikan dengan mata kepala ku akan apa yang sebenarnya.
Hari-hari ku tak secerah diwaktu dulu, dengan beban yang berat kujalani namun
tak juga dimengerti. Begitu hinalah aku dimatanya, tiada arti baginya
pengorbanan ku, kasih sayang ku, ketulusan ku. Suatu hari aku datang ketempat
kos nya, saat itu juga dia melotot melihat ku seakan aku musuh besarnya, hanya
karena aku tanya kenapa lehernya merah yang membuatku curinga. Dengan penuh
blak-blakan dia menjawab karena gatal. Dan yang lebih bodohnya lagi saat
kakaknya dirumah sakit, yang ku jaga siang dan malam dengan penuh keikhlasan. Tapi
dengan teganya dia dan kakaknya mengatur cara untuk bisa datang laki-laki lain dihadapan ku dengan alasan
cowok kakaknya. Begitu teganya dia, mungkin karena aku orang yang hina dan tak
bermaterial yang tinggi, bahkan mungkin karena dia terlanjur berhubungan dengan
ku, sehingga dia sengaja menyiksakan aku seperti itu. Diwaktu itu juga
kadang-kadang aku yang menjaga kakak nya
tak juga dia hargai, dia bebas terkadang tak perduli akan diriku padahal aku
cuma meminta padanya dia mengerti aku sebagai cowoknya. Hingga malam itu
diteras ruang rawat kakaknya aku berkata padanya termasuk yang kesekian kali “tolong katakan pada ku dek..apa masalah
yang sebenarnya diantara kita, janganlah tiap hari kamu bohongi perasaan ku.
Kalau mamang ada laki-laki lain katakan saja, selama ini aku memang selalu
mencurigakan mu dek, tapi aku belum pernah mempermasalahkan nya. Karena aku
belum pernah melihat dengen mata kepala ku dek”. Dan dia menjawab dengan
sumpah nya, bahkan dia nangis dihadapan ku “tak
ada laki-laki lain" . Dan aku juga percaya padanya, walau sekarang
yang nyatanya air mata dia itu adalah air mata yang penuh kepalsuan, air mata
yang aku tersiksa dia dia bisa ketawa.
Sesudah kakaknya sembuh.Beberapa minggu
sesudah itu, dia pulang kekampung pada bulan puasa dan mengadu pada orang
tuanya kalau selama ini aku selalu membuat dia tak tenang pikiran. Supaya orang
tuanya pun mau melarang hubungan kami. Dengan alasan gara-gara aku nilai kuliah
nya jelek, gara-gara aku dia berpikiran. Kemudian orang tuanya pun menegur aku.Dengen
hati yang sedih ditambah rasa malu aku terima seperti itu. Mulai saat itu,
beban yang kutanggung sungguh sangat-sangatlah berat dan mulai tak sanggup
untuk kubawa. Tak lama setelah itu datanglah hari lebaran, tepat pada tiga
lebaran dihari jumat kurencanakan untuk datang kerumahnya. Maksud dan tujuan
adalah untuk bersilaturrahmi dan memohon maaf pada orang tuanya, bila memang
selama ini aku bersalah akan apa yang orang tuanya tau dari dia. Tapi niat ku
terhalang, langkah ku terhenti sebelum sampai dirumahnya karna aku mengalami
kecelakaan dijalan. Mungkin saja Tuhan tidak mengijinkan secara hakikat. Tapi
yang sangat menyedihkan dan selalu teringat dalam benak ku, di kala itu ku coba
beri tau akan dirinya, kalau aku terjadi kecelakaan disaat mau kerumahnya.
Sebagai seorang wanita yang kita kasihi, bukan nya sedih dan gelisah akan apa
yang menimpa terhadap diri ku. Tapi malahan dia salahkan aku, yang tak
seharusnya pergi ketempatnya. Hingga kuputuskan akupun tak jadi meneruskan niat
ku di hari itu. Sehingga jabat tangan mohon maaf pun kudapatkan dihari
kesepuluh lebaran.
Itulah perjalanan cinta ku, yang diriku
hanyalah bagaikan segelas air tempat pelepas haus dahaga saja. Semua yang
diperlakukan memang mata tak melihat, teliga tak mendenger, tapi sikapnya
selalu berbicara dusta kalau cintanya
untuk siapa, hatinya untuk siapa. Diujung perjalanan ini terjawab sudah. Diajak
ribut supaya bisa dia cari-cari masalah. Alasan dia tidak punya waktu karena
sibuk dengen kulian, ternyata dia sedang sibuk dengen selingkuhannya. Dan
alasan nya tentang Hp yang sereng gk dibawa sehingga tak ia angkat telpon dan
balas sms, ternyata itu akal-akalan nya saja karena dia memakai hp lebih dari
satu supaya tak ketahuan akan cara dia selingkuh. Adapun yang dia katakan pada
perawat rumah sakit kalau dia sudah punya pilihan, itu betul namun pilihan nya
itu adalah selingkuhan nya. Bagaimana tentang no yang dia bilang sudah dibuang,
tentunya itu skill kebusukannya yang padahal dia aktifkan ke hp nya yang lebih
dari satu, walau yang dia bilang hp nya cuma satu. Jadi bagaimana lagi tentang
kebenciannya yang saat aku jumpa dia tanpa memberi tau tarlebih dahulu,
tentunya itu yang dia takutkan saat itu pula dia sedang dengen selingkuhannya.
Kalau air mata dan sumpah nya pada ku, itu maaaah uda biasa..!! apapun dia
lakukan dan dia katakan tanpa peduli sefatal apa kata-kata itu, moga saja dia
berikan kafarat sumpahnya.
No comments:
Post a Comment