Powered By Blogger

Wednesday, October 24, 2012

KISAH CINTA SEORANG ANAK

       Sepuluh tahun yang lalu seorang ibu yang nama nya Juleha melahirkan seorang anak laki-laki, wajah nya lumayan tampan namun terlihat bodoh. Sam suami nya, memberikan nama anak itu Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak itu memang keterbelakangan. Sehingga bu Juleha pun berniat untuk memberikan anak itu kepada orang lain untuk membesarkan nya saja. 
       Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhir nya sang ibu pun terpaksa membesarkan nya juga. Di tahun ke dua setelah Eric dilahirkan, si ibu pun melahirkan lagi anak yang kedua dengan jenis kelamin perempuan yang berwajah cantik dan mungil. Si ibu memberikan nama nya Angelica, demikian juga suami nya Sam. Sering kali mereka mengajak nya ketaman hiburan dan membelikan Angelica pakain yang indah-indah.
       Namun tidak demikian hal nya dengan Eric, ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut saja. Suami nya Sam berniat membelikan nya, namun si ibu selalu melarang nya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan nya. Saat usia Angelica dua tahun suami nya Sam pun meninggal dunia, Eric sudah berumur empat tahun. Keluarga itupun menjadi semakin miskin ditambah hutang yang melilit dimana-mana. Akhir nya Juleha mengambil tindakan yang akan dia sesali seumur hidup nya. Dia pun pergi meninggalkan kampung kelahiran nya bersama Angelica. Eric yang sedang tertidur lelap dia tinggalkan begitu saja. Kemudian dia tinggal di sebuah gubuk derita setelah rumah nya laku terjual untuk membayar hutang. Setelah dua tahun, empat tahun dan tujuh tahun telah berlalu kejadia itu.
       Juleha pun akhir nya menikah lagi dengan seorang laki-laki bernama Abdul, seorang pria dewasa. Usia pernikahan mereka pun beranjak dua tahun. Berkat Abdul sifat-sifat buruk nya yang semula pemarah, egois, tinggi hati berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah berumur sembilan tahun, disaat itu anak perempuan mereka sudah duduk di bangku kelas tiga Sekolah Dasar, tidak ada lagi yang ingat tentang Eric.
       Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang terutur dikepala Juleha. Baru sekarang Juleha menyadari betapa jahat perbuatan nya dimasa lalu. Tiba-tiba bayangan Eric terlintas lagi dipikiran nya "Yaa..Eric, mami akan menjemput mu Eric". Sore itu pun Juleha memarkirkan mobil biru nya di samping sebuah gubuk derita yang dulu, Abdul suami kedua nya itu dengan pikiran yang penuh rasa heran menatap nya dari samping dengan berkata "Mami..apa yang sebenar nya terjadi?".
       "Oh..! papi, kamu pasti akan membenci ku kalau aku cerita kan apa yang telah aku lakukan dulu".Juleha pun mencerikan nya dengan terisak-isak. Namun suami nya itu tidak pernah marah sedikit pun, sungguh Tuhan memberikan nya suami yang baik hati. Setelah tangis nya reda Juleha keluar dari mobil yang di ikuti oleh suami nya dari belakang. Mata nya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan nya. Dia teringat betapa gubuk itu pernah dia tinggalin beberapa tahun yang lalu "Eric..Eric..."
       Namun Juleha tidak menemukan siapa pun juga didalam nya, hanya ada seputung kain butut yang tergelatak diatas tanah. Juleha mengambil seraya mengamati nya dengan seksama, mata mulai berkaca-kaca. Dia mengenali potongan  kain tersebut sebagai bekas pakaian butut yang dulu dikenakan Eric sehari-hari. Dia sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali, kemudia terlihat lah seorang dengan wajah begitu kotor. Ternyata dia seorang wanita tua, kembali dia tersentak kaget manakala orang tua itu menegur nya dengan nada suara yang agak parau.
"hai siapa kamu...mau apa kemari ?"
Dengan memberanikan diri Juleha pun balik bertanya "Nenek..nenek kenal dengan seorang anak yang nama nya Eric, dia tinggal disini ?"
Sinenek itu pun menjawab "kalau kamu ibu nya, kamu sungguh tega..!tahukah kamu sembilan tahun yang lalu sejak kamu meninggalkan nya disini Eric terus menunggu ibu nya sambil memanggil mami..mami..karna saya tidak tega melihat nya saya beri dia makanan dan mengajak nya tinggal bersama saya. Walau pun saya orang miskin dan bekerja sebagai pengulung sampah namun saya tidak akan meninggalkan anak seperti itu. Tiga bula lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untuk mu...".
Juleha pun membaca tulisan diatas kertas itu. ("mami..mengapa mami tidak pernah kembali lagi?, mami marah sama Eric ya?, kalau memang begitu biarlah Eric yang pergi saja. Tapi mami harus janji lagi setelah ini tidak akan marah lagi sama Eric ya?").
       Juleha pun menjerit histeris setelah membaca surat itu. "Nek..tolong katakan dimana Eric sekarang?, saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan nya lagi! nek, tolong katakan?". Abdul pun memeluk tubuh Juleha yang bergetar keras.
       "Nyonya..semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal dibelakang gubuk ini, tubuh nya sangat kurus dia sangat lemas. Hanya demi menunggu mu dia rela bertahan dibelakang gubuk ini, tanpa mau dia masuk kedalam nya. Dia takut apa bila mami nya datang, mami nya akan pergi lagi bila melihat ada nya didalam sana..dia hanya berharap dapat melihat mami nya lewat belakang gubuk..meski pun hujan deras. Dengan kondisi yang lemas dia tetap bersi keras, menunggu nyonya disana".


Wassalam Jol Samalanga