Powered By Blogger

Wednesday, November 23, 2011



PERJALANAN CINTA KU TAK SEPERTI YANG KU TAU
            Cinta, adalah sebuah kalimat yang sangat sederhana namun mempunyanyi arti yang sangat luas. Sebuah kata yang sangat umum yang mana bisa ditempatkan dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja. Cinta sejati datang dengan sendirinya tanpa kita sadari, bahkan cinta tidak perduli akan setiap kekurangan dan kelebihan yang ada. Tetapi kalimat tersebut tidak akan berarti dan berharga bila bukan karena ikhlas ataupun tanpa paksaan. Karena cinta adalah kata hati, perasaan yang tidak dapat dibohongi, bukan seperti hal nya pemikiran yang kadang-kadang benar kadang pula salah.
            Tiga tahun setengah yang lalu, dimana disaat itu berawal dari kisah cinta ku. Kukenal seorang gadis disaat pulang  sambil berjalan aku menyapa,dengen rasa kalem dia menjawab sapaan ku, dikala itu pun jantung kun terasa berdetak darah seakan membeku. Sesampai dirumah dikala aku mau tidur, hati mulai berkata perasaan pun mulai datang disaat itu, tiada kusangka dan tiada pula kuduga, tanpa ada yang mendenger dan melihat aku berkata apakah itu yang namanya cinta...?. Aku mulai bingung, termenung, terkadang diam sambil tersenyum dikarenakan rasa penasaran ku. Hingga dua hari berlalu aku mulai mencari tau dari teman-teman nya tentang keberadaannya, dan sampai akhirnya kudapatkan no HP nya. Dengan hati yang dedekan keringat dingin bercucuran kucoba memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaan yang ada pada diriku. Singkat cerita dari komunikasi via-HP dengan nya, dia minta waktu dua hari untuk mempertimbangkan jawaban atas permintaan ku dan aku siap menunggu jawaban darinya tentunya tidak dengan paksaan karena ini menyangkut dengan perasaan begitulah aku berkata padanya.
            Hingga hari berlalu sampailah pada waktunya, dia berkata ”ku terima cinta mu tapi jangan pernah permainkan aku, kecewakan aku”... Dengen penuh kejujuran aku menjawab “aku berjanji tidak akan pernah melakukan hal itu, karena ku tau itu sangat menyakitkan”...Sesudah itu perjanjian extra pun kami ikrar kan.                                
Permintaan darinya :                                                                                                            “Bersikaplah dan berpenampilanlah apa adanya tanpa harus berlebihan kalau itu bukan kemampuan diri ku, apa lagi gaul yang tidak jelas. Jangan minta datang kerumah karena dia takut akan orang tuanya. Jangan pernah meminta yang bukan-bukan pada dirinya, dan jangan pula ajak jalan-jalan sebagai mana biasanya orang lain berpacaran
Permintaan dari ku :                                                                                                                          “Bila memang mencintaiku cintailah apa adanya yang penuh dengan serba kekurangan, baik dari rupa ataupun material. Jangan pernah mengharap lebih dari ku dari pada nanti kamu menyesal, yang namun aku tidak akan menyia-nyiakan mu tetap akan ku korban kan semampu mungkin.Kumulai hubungan ini dengen bermodal hati dan jagailah juga dengen  modal hati mu yang sangat dalam”.  
            Dan setelah itupun kami berdua saling menerima dari masing-masing ikrar janji yang kami berikan. Seiring waktu berjalan, ku isi hari-hari ku dengen penuh senyuman, dan hatiku yang berbunga-bunga karena terjawab sudah yang namanya cinta. Hari demi hari yang terlewati dengan nya, sejauh mata memandang, telinga mendenger, kasih sayang yang kutunjukan padanya dan begitu juga yang dia tunjukan pada ku dengan penuh pengertian yang kuhiasi dengan sifat berani dalam tanggung jawab ku. Pas di waktu lebaran yang baru sebulan kujalani hubungan dengannya, dengan penuh rasa malu ku coba membuktikan sifat tanggung jawab ku padanya. Dengan cara datang kerumah tempat dia tinggal, yang tak lain adalah kampung ku sendiri. Maksud dan tujuan adalah untuk menunjukan pada keluarganya secara terbuka  kalau aku  selama ini telah berpacaran dengan nya.
            Setelah dia melihat akan apa yang kutunjukan padanya, rasa cinta dan kasih sayang nya pun semakin bertambah pada ku. Tentunya aku pun salalu menjaga disetiap waktu, dalam mengisi hubungan cinta. Bukti cinta pun mengalir diantara kami dengan cara kesetian, kejujuran, pengertian, bahkan pengorbanan yang datang pun bertentangan dengan sebagian ikrar janji pertama kami. Tapi semua itu tanpa ada paksaan, melainkan kami lakukan atas dasar cinta yang tentunya sama-sama kami butuhkan. Dalam menjalani hubungan sebagai manusia biasa terkadang diantara kami tak luput dari kesalahan baik itu dari diriku atau pun pada dirinya, tapi bagi kami selalu bisa kami lewati sendiri atau bantuan temannya. Selalu aku ingat akan seorang teman dekatnya (Dek Yus) yang selalu menjadi motivasi dalam hubungan kami berdua, tanpa memihak pada dia atu pada ku. Selalu yang terbaik yang dia tunjukan padanya. Andai saja dia (Dek Yus) bisa selalu ada diantara kami, tentunya tak kan pernah retak mahligai ini, tapi harus gimana lagi sebab langkah dan tujuan yang tentunya berbeda. Terima kasih Dek Yus... kamulah sahabat ku yang selalu kukenang akan apa yang telah kamu lakukan terhadap hubungan kami.
            Seiring waktu berjalan tiada terasa hubungan yang kami bina pun hingga berjalan sampai dua tahun, tepatnya diakhir masa sekolahnya. Pada saat itu hati ku merasa gelisah karena memikirkan akan dia, bila sekolahnya tidak lulus maka aku merasa bersalah walau sesaatpun aku tak pernah mengganggu sekolahnya dalam hubungan cinta kami. Sehingga saat itu aku selalu mengingatkan dia supaya meluangkan waktu lebih buat belajar. Sampai-sampai aku bernazar dalam berupa sadakah supaya dia lulus. Alhamdulillah akhirnya dia pun lulus, hati ku tenang, senang, bahkan aku sangat bahagia melihat dia bahagia. Setelah beberapa minggu selang aku mulai berpikiran lagi, karna dia akan menempuh ke jenjeng selanjutnya. Tentunya dengan melihat dia bahagia, akupun bahagia. Sehingga aku turut mendampingi nya dalam menempuh cita-cita nya, bahkan buat kali yang kedua aku berdoa dan bernazar untuknya. Alhamdulillah apa yang dia impikan pun akhirnya tercapai. Rasanya begitu indah bisa mencintainya dan selalu mendampinginya semampu diri ku yang hanya sebatas laki-laki yang serba kekurangan. Aku begitu percaya diri, kenyakinan ku besar akan hidup bersamanya, kepercayaan ku kuat terhadap dirinya. Karna yang ku tahu dia sangat menjaga hubungan kami, dan harapan yang sangat menjanjikan yang dia ucapkan dengan bibirnya dengan sumpah menyebut nama Allah, kemudian ku terima melalui telinga dan kusimpan didalam hati.
            Cinta ku seputih salju, selembut sutra dan sesuci embun di pagi hari. Kini kujalani sedikit berbeda. yang mana dulu dekat dengan ku hidup didesa, kini memisahkan dia hidup di kota. Walau jauh dimata tapi hati selalu dekat seakan tak jauh dengan dirinya. Begitulah hati, penuh ketulusan, kejujuran bahkan kepercayaan yang amat dalam akan hatinya. Namun sungguh sayang dikala hati yang demikin terluka dengan siksaan yang sangat kejam dia (hati) rasakan. Karena dia (hati)  tak sanggup menampung beban rasa sakit perih dari imbalan ketulusan nya. Laksana syair dalam kutipan lagu “Dari pada sakit hati...lebih baik sakit gigi ini biar tak mengapa”. Itulah hati, yang saharusnya dia mengerti.
            Disaat itu kujalani hubungan ku yang tentunya berbeda dengan yang dulu dua tahun yang telah berlalu. Tak pernah terpikir bahkan sesaat pun tek pernah terbayang oleh ku, kalau hubungan ini akan berbeda selain dari tempat yang memisahkan. Nyatanya tidak,  hari demi hari yang kujalani cinta ku dengan nya semakin berubah menjadi rumit. Terkadang tanpa sebab dia membenci ku, tanpa sebab dia ribut dengen ku. Kalau dulu masalah kecil kami hilangkan, sekarang masalah kecil menjadi besar. Aku bingung, susah hari-hari ku manjadi galau. Kalau dulu dia benci bila kami sering ribut, sekarang dia senang bila ribut dengan ku, bahkan dia selalu mencari masalah semoga dia bisa merepet, memaki sampai-sampai kata yang paling hina pun selalu kuterima darinya dan tentunya yang disalahkan itu tetap aku. Walau sedemikian selalu ku terima dengan tulus karna aku cinta dan sayang kepadanya. Tidak hanya tentang itu, ditambah lagi perubahan yang dia berikan padaku. Kalau dia tak bisa memberi ku waktu seperti yang dulu, karena sibuk dan padatnya kuliah dia ditambah lagi aktivitas yang lain alasanya. Namun tanpa rasa curiga aku bisa menerima dan memaklumi permintaanya. Dikala itupun sering ku telpon terkadang dia biarkan, ku sms dia abaikan dengan alasan dia tak ada waktu untuk ku atau dia tidak membawa HP.
Suatu hari dia masuk rumah sakit,sesudah dia sembuh jumpa sama aku dan diceritakanlah pada ku akan apa yang terjadi dengan seorang perawat rumah sakit. Dengan cara sangat pintar dia tujukan sama aku, kalau dia berkata bahwa jujur sudah menceritakan semuanya pada ku. Dan dia janjikan pada ku akan bertemu dengen perawat itu, untuk menjelaskan kalau dia sudah ada pilihan dan jangan diganggu. Kemudian pernah terjadi suatu malam, disaat kutelpon no nya sibuk, bahkan sampai beberapa kali kutelpon tetap saja dia masih sibuk. Akhirnya dia menjelaskan pada ku kalau dia ditelpon dari malaysia, sampai bersumpah demi Allah itu dari malaysia, aku pun percaya pada dia. Walau hati berkata, ini kebetulan saja sehingga aku tau, tapi yang lain waktu.......?? dengan hati yang gelisah walau bertubi-tubi yang dia tunjukan perubahan pada ku, tapi aku juga masih tetap percaya dan sayang padanya. Karna aku selalu mengingat dan berpagang akan sumpah, janji, harapan bahkan ikrar kami dulu.
Tak sampai disitu, karena aku sering melihat nomornya sibuk dia pun menggantikan nomor. Pada waktu itu pun kembali terjadi ribut antara kami, disebabkan nomor yang alasanya sudah dibuang masih aktif hingga dua hari tapi dia memberikan alasan yang gak jelas. Setelah itu ribut kembali terjadi diwaktu dia praktek di rumah sakit, gara-gara aku jumpa dengan nya tanpa memberi tahu lebih dulu, padahal hanya sekedar mau beli nasi makan siang nya. Kecurigaan ku semakin menjadi, karena ku pikir tanpa memberi tahu bukan lah suatu masalah dalam suatu hubungan. Melainkan jikalau dia takut aku lihat dia dengan laki-laki lain. Tapi aku juga masih sabar menerima, karena aku belum membukatikan dengan mata kepala ku akan apa yang sebenarnya. Hari-hari ku tak secerah diwaktu dulu, dengan beban yang berat kujalani namun tak juga dimengerti. Begitu hinalah aku dimatanya, tiada arti baginya pengorbanan ku, kasih sayang ku, ketulusan ku. Suatu hari aku datang ketempat kos nya, saat itu juga dia melotot melihat ku seakan aku musuh besarnya, hanya karena aku tanya kenapa lehernya merah yang membuatku curinga. Dengan penuh blak-blakan dia menjawab karena gatal. Dan yang lebih bodohnya lagi saat kakaknya dirumah sakit, yang ku jaga siang dan malam dengan penuh keikhlasan. Tapi dengan teganya dia dan kakaknya mengatur cara untuk bisa datang  laki-laki lain dihadapan ku dengan alasan cowok kakaknya. Begitu teganya dia, mungkin karena aku orang yang hina dan tak bermaterial yang tinggi, bahkan mungkin karena dia terlanjur berhubungan dengan ku, sehingga dia sengaja menyiksakan aku seperti itu. Diwaktu itu juga kadang-kadang  aku yang menjaga kakak nya tak juga dia hargai, dia bebas terkadang tak perduli akan diriku padahal aku cuma meminta padanya dia mengerti aku sebagai cowoknya. Hingga malam itu diteras ruang rawat kakaknya aku berkata padanya termasuk yang kesekian kali “tolong katakan pada ku dek..apa masalah yang sebenarnya diantara kita, janganlah tiap hari kamu bohongi perasaan ku. Kalau mamang ada laki-laki lain katakan saja, selama ini aku memang selalu mencurigakan mu dek, tapi aku belum pernah mempermasalahkan nya. Karena aku belum pernah melihat dengen mata kepala ku dek”. Dan dia menjawab dengan sumpah nya, bahkan dia nangis dihadapan ku “tak ada laki-laki lain" . Dan aku juga percaya padanya, walau sekarang yang nyatanya air mata dia itu adalah air mata yang penuh kepalsuan, air mata yang aku tersiksa dia dia bisa ketawa.
Sesudah kakaknya sembuh.Beberapa minggu sesudah itu, dia pulang kekampung pada bulan puasa dan mengadu pada orang tuanya kalau selama ini aku selalu membuat dia tak tenang pikiran. Supaya orang tuanya pun mau melarang hubungan kami. Dengan alasan gara-gara aku nilai kuliah nya jelek, gara-gara aku dia berpikiran. Kemudian orang tuanya pun menegur aku.Dengen hati yang sedih ditambah rasa malu aku terima seperti itu. Mulai saat itu, beban yang kutanggung sungguh sangat-sangatlah berat dan mulai tak sanggup untuk kubawa. Tak lama setelah itu datanglah hari lebaran, tepat pada tiga lebaran dihari jumat kurencanakan untuk datang kerumahnya. Maksud dan tujuan adalah untuk bersilaturrahmi dan memohon maaf pada orang tuanya, bila memang selama ini aku bersalah akan apa yang orang tuanya tau dari dia. Tapi niat ku terhalang, langkah ku terhenti sebelum sampai dirumahnya karna aku mengalami kecelakaan dijalan. Mungkin saja Tuhan tidak mengijinkan secara hakikat. Tapi yang sangat menyedihkan dan selalu teringat dalam benak ku, di kala itu ku coba beri tau akan dirinya, kalau aku terjadi kecelakaan disaat mau kerumahnya. Sebagai seorang wanita yang kita kasihi, bukan nya sedih dan gelisah akan apa yang menimpa terhadap diri ku. Tapi malahan dia salahkan aku, yang tak seharusnya pergi ketempatnya. Hingga kuputuskan akupun tak jadi meneruskan niat ku di hari itu. Sehingga jabat tangan mohon maaf pun kudapatkan dihari kesepuluh lebaran.
Itulah perjalanan cinta ku, yang diriku hanyalah bagaikan segelas air tempat pelepas haus dahaga saja. Semua yang diperlakukan memang mata tak melihat, teliga tak mendenger, tapi sikapnya selalu berbicara dusta  kalau cintanya untuk siapa, hatinya untuk siapa. Diujung perjalanan ini terjawab sudah. Diajak ribut supaya bisa dia cari-cari masalah. Alasan dia tidak punya waktu karena sibuk dengen kulian, ternyata dia sedang sibuk dengen selingkuhannya. Dan alasan nya tentang Hp yang sereng gk dibawa sehingga tak ia angkat telpon dan balas sms, ternyata itu akal-akalan nya saja karena dia memakai hp lebih dari satu supaya tak ketahuan akan cara dia selingkuh. Adapun yang dia katakan pada perawat rumah sakit kalau dia sudah punya pilihan, itu betul namun pilihan nya itu adalah selingkuhan nya. Bagaimana tentang no yang dia bilang sudah dibuang, tentunya itu skill kebusukannya yang padahal dia aktifkan ke hp nya yang lebih dari satu, walau yang dia bilang hp nya cuma satu. Jadi bagaimana lagi tentang kebenciannya yang saat aku jumpa dia tanpa memberi tau tarlebih dahulu, tentunya itu yang dia takutkan saat itu pula dia sedang dengen selingkuhannya. Kalau air mata dan sumpah nya pada ku, itu maaaah uda biasa..!! apapun dia lakukan dan dia katakan tanpa peduli sefatal apa kata-kata itu, moga saja dia berikan kafarat sumpahnya.                                                                                                                                                                                  

            

No comments:

klik link ini